puisi Bertema Budaya dunia
Sabtu, 09 Oktober 2010 by edo Rizkiawan
Perempuan Sorga
Panca Puisi
Oleh : A. Kohar Ibrahim
Pengakuan Ku Lahir Hadir
Terbang Mengawang
Ku Gores Garis Cakrawala
Menyusul Guntur
Perempuan Sorga
*
(1)
Pengakuan Ku Lahir Hadir
pengakuan ku lahir hadir
di ini bola bumi
anak manusia
bertekad jadi manusia
selayaknya manusia
bebas merdeka
lagak lagu prilaku ku
memang begini
memang begitu
tanda bertanda
nyata
dipandang
bola mata
terpandang
mata hati
mata mata
siapa saja sekali pun
kuasa penguasa
takkan mampu menyapu
menyingkir mungkir
di sini ini ku hadir
meski bak sebutir pasir
meski hanya setetes air
meski hanya senoktah
di alam semesta megah
meski hanya sebintik titik
cahaya alam kelam
taram temaram
iyalah :
di sini ini bola bumi
aku lahir
hadir
seperti air
mengalir
dari hulu ke hilir
seperti udara
silir semilir
20M09
(A.Kohar Ibrahim)
*
(2)
Terbang Mengawang
terbang mengawang berlomba angin kencang
nunggang albatros hingga bandara semarang
ah betapa rasa bangga penuhi jiwa raga
di dermaga menyaksikan martadinata
upacara mandikan kapal dipanegara
siap siaga jaga nusantara
indonesia raya
tercinta
Memo’64
(A.Kohar Ibrahim)
*
(3)
Ku Gores Garis Cakrawala
ku gores garis cakrawala
dengan koas atau pena
aksara mini atawa maksi
lagak lagu manusia
masa pancaroba
dahaga kuasa
rakus harta
nista
sejauh mana gema guruh gemuruh
dalam lomba perlombaan kekuatan
kekerasan di kota atawa pedesaan
di daratan atawa seberang lautan
pantai kalbar kian mencengkam
gelombang pasang kian deras menerjang
gulung gemulung dari laut cina selatan
hingga selat riau kepulauan
sungguh luarbiasa
dalam suasana gelora juang nusantara
teriring irama hingar bingar perang besar
di asia tenggara singapura merdeka
dari jauh ku dengar gelegar guruh
mendung cuaca tak mengubah rencana
sepanca kawan kami terbang mengawang
nunggang buing dari jakarta nuju peking
di bandara penompenh transit pertama
di sisi perbatasan pertempuran menggelora
rakyat vietnam bahu membahu berjibaku
menggempur pasukan agresor amerika
malam hari buing kembali membawa kami terbang
di angkasa kelam bintang gemintang berlomba terang
seperti juga di bumi panji panji berbintang berperang
rebutan memaknai demokrasi dan kemerdekaan
menerawang menelusuri langit kelam malam
ah perasaan dan pikiran runyam terhujam
sejarah berbukti dari con son hingga buru
archipel gulag dicipta imperialis amerika
Memo’65
(A.Kohar Ibrahim)
*
(4)
Menyusul Guntur
merdeka
sekali merdeka
tetap bebas merdeka
teriak ku serak
sembari tegak
gerak beranjak
ku lari
lari
sendiri
melompat
mencuat
cepat
secepat kilat
di jelujur jalur jalur sang bayu
menyusul guntur
yang mendahului ku
di kerajaan waktu
aku bertakhta
bersama
sama
senantiasa
setia
dari awal
hingga akhir
nanti
72-09
(A.Kohar Ibrahim)
Panca Puisi
Oleh : A. Kohar Ibrahim
Pengakuan Ku Lahir Hadir
Terbang Mengawang
Ku Gores Garis Cakrawala
Menyusul Guntur
Perempuan Sorga
*
(1)
Pengakuan Ku Lahir Hadir
pengakuan ku lahir hadir
di ini bola bumi
anak manusia
bertekad jadi manusia
selayaknya manusia
bebas merdeka
lagak lagu prilaku ku
memang begini
memang begitu
tanda bertanda
nyata
dipandang
bola mata
terpandang
mata hati
mata mata
siapa saja sekali pun
kuasa penguasa
takkan mampu menyapu
menyingkir mungkir
di sini ini ku hadir
meski bak sebutir pasir
meski hanya setetes air
meski hanya senoktah
di alam semesta megah
meski hanya sebintik titik
cahaya alam kelam
taram temaram
iyalah :
di sini ini bola bumi
aku lahir
hadir
seperti air
mengalir
dari hulu ke hilir
seperti udara
silir semilir
20M09
(A.Kohar Ibrahim)
*
(2)
Terbang Mengawang
terbang mengawang berlomba angin kencang
nunggang albatros hingga bandara semarang
ah betapa rasa bangga penuhi jiwa raga
di dermaga menyaksikan martadinata
upacara mandikan kapal dipanegara
siap siaga jaga nusantara
indonesia raya
tercinta
Memo’64
(A.Kohar Ibrahim)
*
(3)
Ku Gores Garis Cakrawala
ku gores garis cakrawala
dengan koas atau pena
aksara mini atawa maksi
lagak lagu manusia
masa pancaroba
dahaga kuasa
rakus harta
nista
sejauh mana gema guruh gemuruh
dalam lomba perlombaan kekuatan
kekerasan di kota atawa pedesaan
di daratan atawa seberang lautan
pantai kalbar kian mencengkam
gelombang pasang kian deras menerjang
gulung gemulung dari laut cina selatan
hingga selat riau kepulauan
sungguh luarbiasa
dalam suasana gelora juang nusantara
teriring irama hingar bingar perang besar
di asia tenggara singapura merdeka
dari jauh ku dengar gelegar guruh
mendung cuaca tak mengubah rencana
sepanca kawan kami terbang mengawang
nunggang buing dari jakarta nuju peking
di bandara penompenh transit pertama
di sisi perbatasan pertempuran menggelora
rakyat vietnam bahu membahu berjibaku
menggempur pasukan agresor amerika
malam hari buing kembali membawa kami terbang
di angkasa kelam bintang gemintang berlomba terang
seperti juga di bumi panji panji berbintang berperang
rebutan memaknai demokrasi dan kemerdekaan
menerawang menelusuri langit kelam malam
ah perasaan dan pikiran runyam terhujam
sejarah berbukti dari con son hingga buru
archipel gulag dicipta imperialis amerika
Memo’65
(A.Kohar Ibrahim)
*
(4)
Menyusul Guntur
merdeka
sekali merdeka
tetap bebas merdeka
teriak ku serak
sembari tegak
gerak beranjak
ku lari
lari
sendiri
melompat
mencuat
cepat
secepat kilat
di jelujur jalur jalur sang bayu
menyusul guntur
yang mendahului ku
di kerajaan waktu
aku bertakhta
bersama
sama
senantiasa
setia
dari awal
hingga akhir
nanti
72-09
(A.Kohar Ibrahim)
Posting Komentar
terima kasih